Dapatkan Informasi dan Artikel Terbaru Dari Blog Ini dengan Menambahkan Ke Daftar Favorit [ Klik Disini ]

Table of Content

Review Film “Tanah Surga Katanya…!” 2012 VCDRip


Film “Tanah Surga Katanya…!” 2012 VCDRip. Entah bagaimana lagi saya mau menanggapi film yang satu ini. Udah kehabisan kata-kata bak orang bisu terdiam merenung
dikesunyian, me-review catatan diri, apa yang sudah saya lakukan untuknya. Film yang diproduksi oleh Citra Sinema membuat hatiku bergetar, kuduk merinding, mata semakin sayup, memaksa diriku harus berbuat di setiap alur ceritanya. Jujur, diujng cerita saya sempat menitikkan air mata, sebagai tanda kesadaran akan peduli sesama yang menguak betapa tertinggalnya saudara-saudara saya di pelosok sana. Berikut ini resensi Film “Tanah Surga Katanya…!” 2012.

Produser : Bustal Nawawi
Starring : Aji Santosa, Fuad Idris, Ringgo Agus Rahman, Astri Nurdin, Ence Bagus, Tissa Biani Azzahra,
Spesial Appearance : Deddy Mizwar, Gatot Brajamusti
Art Director : Ezra Tampubolon
Music By : Toersi Argeswara
Executive Produser : Deddy Mizwar, Gatot Brajamusti
Written By : Danial Rifki Tahun Rilis : 2012

Film iyang dirilis bulan Oktober 2012 yang lalu bercerita tentang suasana kehidupan di perbatasan Indonesia-Malaysia (Sarawak) yang mana Kakek Hasyim adalah seorang pejuang konfrontasi Dwikora 1965 dan juga salah satu insan yang menentang pasukan Gurjkha mengusir mereka dari pelanggaran perjanjian Manila. Pasukan Gurkha adalah pasukan kulit hitam yang diantaranya Nepal, India dan unit komando asing lain. Hasyim memiliki 2 orang cucu yaitu Salman dan Salimah. Kedua kakak beradik ini sangat akur dan kompak sampai pada akhirnya Salimah diajak ayhnya untuk menetap di negeri jiran tersebut dengan alasan agar mendapatkan kehidupan yang layak tidak seperti di kampung. Awalnya Kakek hasyim dan Salman juga diajak untuk pindah kesana, namun Cinta Tanah Air Indonesia tidak pernah lekang dari hati dan pikiran.

Tinggallah Salman di kampung merawat kakek Hasyim yang semakin lama penyakit di dadanya semakin parah. Salman berjanji akan mengobati dan membawanya ke rumah sakit dengan cara Salman harus bekerja menjual sumber daya kerajinan tangan ke pasar malaysia di sarawak, tapi saya terkaget, kenapa? Salman tidak berkendara, ia berjalan kaki dan tanpa alas kaki sehelai pun. Kehidupan yang tergambar dalam film nasionalisme ini telah memutarbalikkan perasaan dan pikiran saya 360 derajat.

Di sekolah Salman begitu mengharukan, mereka harus belajar dengan apa adanya. Guru cuma satu orang, ruang belajar jauh dari harapan sebagaimana layaknya ruangan belajar. Namun semuanya itu ereka syukuri menunggu tindakan dari pemerintah setidaknya ada perubahan di sekolah itu. Hastuti (Astri Nurdin) selalu bersabar membimbing dan mengajari mereka. Dokter Intel adalah dokter yang memberikan dedikasinya untuk mengobati masyarakat disana.Pertemuan mereka pun sepertinya memberikan daya tarik. (Namun tidak banyak yang diceritakan). Salman sangat sedih melihat kakeknya selalu sakit-sakitan, dan berharap agar ayah dan adik perempuannya mau hidup bersama lagi di kampung halaman Indonesia Raya. Apakah Salman mampu melewati pahit getir hidup bersama kakek Hasyim? Mau mengikuti jalan cerita selanjutnya? Download dan Watch dunk. Saya yakin semangat membara mempertahankan harga diri Negara Indonesia Raya tercipta.

Tanah airku tidak kulupakan
Kan kukenang sepanjang hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidak kan hilang dari kalbu
Tanah ku yang kucintai
Engkau kuhargai

Walaupun banyak negeri yang kujalani
Yang mahsyur permai dikata orang
Tetapi kampung dan rumahku
Disanalah ku merasa senang
Tanah ku tak kulupakan
Engkau kubanggakan

Terimakasih kepada Citra Sinema dan film-film nasionalisme lainnya serta anak-anak bangsa yang telah menumbuhkan cinta Tanah Air melalui perfilman Indonesia. Tetap berkarya sampai akhir masa. Merdeka…Merdeka…Merdeka.
By : Anz

1 komentar

  1. mana link downloadnya