Dapatkan Informasi dan Artikel Terbaru Dari Blog Ini dengan Menambahkan Ke Daftar Favorit [ Klik Disini ]

Table of Content

Bila Harapan

4 min read
Saya ingin mengatakan hal yang sangat kecil ini kepada anda, pembaca artikel sekalian, walaupun anda belum mengenal saya sesungguhnya namun sekian banyak proses hidup akan membawa kita kepada perkenalan yang sesungguhnya. Dulu sewaktu kecil saya ingin sekali bercerita kepada semua orang tentang hidup saya, namun tidak secepat itu orang bisa mendengarnya, karena saya hanya duduk terdiam dihimpit dengan kehampaan harapan. Untunglah, sekarang saya bisa berbicara kepada anda melalui artikel ini, kalau tidak entahlah sampai kapan resiko akan saya tanggung untuk menahannya.

Akan saya mulai dengan kata setiap manusia memiliki anugerah yang terindah di dalam hidupnya, seketika itu juga mereka mendapatkan kebahagiaan yang sempurna tiada tertandingi. Hidup dengan sukacita sungguh menyenangkan, kemudian berpikir adakah dia muncul lagi esok? Nyatanya benar, sukacita sekarang ada di antrian paling belakang. Pertanyaannya, siapa di posisi terdepan? Kita belum mengenalnya, wajahnya tidak menggambarkan kalau ia membawa sukacita. Wajah yang kejam, bringas, penuh tantangan, kebencian, sirik, iri, dengki, amarah berlebih.

Persetan dengan semua ini, Tuhan tidak adil, mengapa semuanya terjadi kepadaku? Dimana letak kesalahanku? Kembalikan kebahagiaanku. Sungguh ironis memang jika kabut melanda hidup kita, tanpa kita sadari semuanya berlalu dengan cepat, mengharapkan semuanya berakhir namun belum siap dengan penampilan kesuraman yang berbeda. Kita juga belum mengenalnya, kekejaman apa lagi yang dibawanya?

Sebab saya kecil dulu sangat mengkhawatirkan segala macam pertikaian, pertengkaran, permusuhan, dan semua ketidakberdayaan. Mata menjadi rusak, telinga menjadi berdosa, tangan lumpuh dari kebaikan, mulut menjadi berbui oleh ketidakpastian dan hukuman. Namun sekarang, kita adalah sama, sama-sama melalui apa yang kita takuti dulu, apa yang kita impikan dulu. Kita sadar masalah telah dan akan terjadi, masalahnya kita tidak mengerti mengapa dia datang tanpa permisi? Tidak sempat membuat persiapan yang berarti?

Inilah kata pengharapan yang sering saya dengar dan lihat sepanjang hidup saya, "Hidup memberikan seribu alasan untuk bahagia dan seribu alasan juga untuk membuat kita menderita". Busyeet dengan kata-kata itu kalau kita tidak sanggup untuk memundaknya dan membawanya kemana saja kita melangkah. Setiap orang yang melepaskan kepasarahannya kepada keadaan akan berakhir dengan ketidakpastian dan kehancuran.
Sekarang saya ingin bertanya, apakah anda menginginkan sedikit kebahagiaan? Atau, apakah anda menginginkan banyak kesengsaraan? sebaliknya apakah anda malah menginginkan banyak kebahagiaan dan sedikit kesengsaraan? Saya yakin jawabannya berbeda beda, dan yakin anda sedang berpikir untuk sejenak. Jawaban yang anda pilih akan menentukan kepribadian anda sendiri. Sehingga anda kurang yakin dengan pilihan tersebut maka anda akan berpindah kepada instrumen yang lain yang akan membuat pikiran anda bingung dan kepribadian anda sayup-sayup melayang.

Seyogianya manusia tidak pernah puas dengan apa yang ada, tak pernah mensyukuri apa yang telah dipunya. Jika anda memang pernah bersyukur dabn mensyukuri itupun saya yakin dalam keadaan kita tertawa, sakitnya tak pernah dicerna lebih enak jika dimuntahkan dengan perasaan semi. Sungguh kita sekarang menjadi tidak berarti harus menelan pil pahit diantara kesenangan mereka, orang-orang yang sedang menikmati masanya.

Jujur, jika kita masih bisa merasionalkan pikiran dan hati maka apa yang kita dapatkan hari ini akan kembali di hari mendatang dengan sumber dan alasan yang berbeda pula.

Hidup di dunia ini sangatlah berharga sampai Tuhan memanggil dan mencabut lisensinya dari hidup kita maka semua bahagia di dunia akan berakhir dengan sendirinya. Berlanjutnya kebahagiaan yang lebih berharga bisa kita dapatkan disana jika kita menyadari apa yang telah kita lakukan dan syukuri di dunia.

Setidaknya kita tidak memimpikan sebuah pembunuhan kepada orang lain, baik dari segi ucapan, tingkah laku dan adat istiadatnya juga. Tidak pernah memimpikan semuanya dijalani dengan kebahagiaan sesuai dengan apa yang dimiliki oleh orang lain. Kita semua mengetahui bahwa kesuraman dan kebahagiaan datang silih berganti, mereka selalu bergandengan tangan tanpa perselisihan sehingga kita juga tidak menimbulkan perselisihan dengan kedatangan mereka berdua.

Mari kita nikmati apa yang menjadi hak dan kewajiban yang kita punya, syukuri dengan cara tidak mencela atau mengumbar kalimat basi yang tidak perlu untuk dikatakan. Disaat dirimu lelah dan tak berdaya mari bangkit jangan putus asa sampaikan harapanmu kepada Yang Maha Kuasa harap Dia bisa memberikan yang kamu perlukan secepatnya, jangan menuntut, dan disaat kita meraih suatu kebahagiaan itu, jangan lupa untuk berterimakasih dan katakan lagi harapan dan keinginanmu supaya kita tak terputus hubungan dengan Sang Pengasih. Jangan pernah lelah dalam menjadi hidup walau kebiasaannya semakin lama semakin sulit untuk dimengerti, cukup kita jalani saja dengan apa adanya, mencari beberapa kemungkinan dalam hal penyelesaiannya, meminta petunjuk berarti adalah hal yang cukup indah untuk dilakukan.

Ingatlah, hidup ini indah, jangan menambah kesusahan ini dengan kesusahan mu sendiri. Masih banyak yang harus dilalui diluar sana yang kita tidak tahu kapan akan berhenti. Ikan dilaut diterjang ombak yang keras, namun dia tidak takut untuk tetap bertahan hidup karena ia yakin kepada dirinya sendiri bahwa dia dapat melaluinya dengan cara yang ia punya, dia juga tak dapat hidup di daratan untuk bisa mencari makan, namun ia masih punya harapan bahwa hidupnya telah bersyukur kepada Tuhan.

By ; Indahnya Kedamaian
Copyright © 2011. Sahabat Teknologi . All Rights Reserved